Senin, 18 Februari 2019
by Heriyanto
Posted on 15 Juli 2016
Prioritaskan Pengangkut Bahan Pangan BI: Inflasi Kaltim Tahun Ini Lebih Terkendali
SAMARINDA - Pergerakan indeks harga konsumen (IHK) di Kaltim tahun ini diyakini terkendali dan sesuai target. Optimisme itu didukung harga kelompok volatile foods yang diperkirakan lebih rendah dibandingkan dari tahun lalu. Meredanya lonjakan harga juga diperkirakan terjadi pada kelompok core inflation dan kelompok administered prices.
Hal tersebut disampaikan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Kantor Perwakilan Bank Indonesia. Disebutkan, risiko tekanan inflasi muncul dari sisi permintaan, seiring meningkatnya konsumsi masyarakat pada momen perayaan hari besar keagamaan dan tahun baru. Namun di sisi lain, perkembangan harga energi internasional juga memberi dampak terhadap penyesuaian harga energi domestik.
“Pada kelompok volatile food (pangan), inflasi diperkirakan lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Pemerintah terus berupaya memperbaiki kualitas infrastruktur konektivitas, sehingga proses distribusi barang tak terganggu,” tulis kajian yang dipimpin Kepala KPw-BI Kaltim Mawardi BH Ritonga itu.
Saat ini, lanjutnya, arus barang dari luar Kalimantan yang masuk Kaltim melewati Balikpapan (Pelabuhan Kariangau) dan Samarinda (Pelabuhan Palaran). Pemerintah daerah dan otoritas pelabuhan juga disebutnya terus meningkatkan koordinasi guna memastikan kelancaran distribusi.
Misalnya, dengan memprioritaskan kapal pengangkut bahan makanan untuk bersandar di pelabuhan. Selain itu memperluas lapangan penumpukan peti kemas di TPK Palaran dan peningkatan kualitas jalan yang dilewati truk-truk pengangkut barang dari pelabuhan menuju kawasan pergudangan.
“Dari sisi produksi, pemerintah daerah bekerja sama dengan BI mengembangkan clusterketahanan pangan di daerah, khususnya untuk komoditas-komoditas yang menjadi penyebab utama inflasi,” paparnya.
Sementara itu, pergerakan harga dari kelompok core inflation (inflasi inti) juga diyakini terkendali tahun ini. Meredanya inflasi, salah satunya karena belum kuatnya permintaan dari masyarakat, di tengah kondisi perekonomian yang sedang terkontraksi.
“Namun demikian, terdapat beberapa komoditas yang diperkirakan menjadi sumber utama penyumbang inflasi dari kelompok ini. Antara lain sewa rumah dan makanan jadi,” lanjut dia.
Selanjutnya, pada kelompok administered prices (harga komoditas yang ditetapkan pemerintah), tekanan inflasi tahun 2016 diperkirakan menurun dibanding tahun sebelumnya. Penurunan inflasi kelompok administered prices merupakan dampak dari penyesuaian harga energi, sebagai respons atas tren harga komoditas internasional yang belum pulih.
“Berdasarkan hasil Survei Konsumen Bank Indonesia, ekspektasi masyarakat terhadap kenaikan harga barang dan jasa tahun ini lebih stabil. Sejak 2015, ekspektasi masyarakat terhadap harga barang periode tiga dan enam bulan ke depan, cenderung lebih stabil,” ujarnya.
Kondisi itu, kata Mawardi, menjadi salah satu cerminan bahwa ekspektasi masyarakat Kaltim terhadap harga barang di masa yang akan datang tetap terkendali. “Berdasarkanassessment kami tadi, inflasi Kaltim tahun ini diperkirakan sesuai dengan target nasional. Yakni di kisaran 4 plus minus 1 persen. (TPID Samarinda)
Jakarta, ESDM RI - Komitmen pemerintah dalam menyediakan energi yang . . .
JAKARTA KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mengingatkan pemerintah untuk tetap bekerja menjaga . . .
SAMARINDA, Koran Kaltim - Sejumlah komoditas pokok di Provinsi Kalimantan . . .